WHAT'S NEW?
Loading...

Perihal Pesantren dan Gas Bumi Murah


Pondok Pesantren Terpadu Darul Muttaqin merasa aman dan nyaman menggunakan ‎Gas Bumi Murah yang dipasok oleh PGN. Mereka menggunakan gas tersebut untuk bahan bakar memasak. Dengan begitu  menggunakan gas yang disalurkan menggunakan pipa untuk bahan bakar memasak lebih aman ketimbang gas yang dikemas menggunakan tabung.

Penggunaan gas bumi sangat minim risiko, tidak ada kekhawatiran kecelakaan akibat meledaknya pipa saat menggunakan gas bumi, tidak seperti gas tabung yang rentan meledak. Kehawatiran pondok pesantren tersebut akan ledakan tabung sudah mereda.

Seandainya terjadi masalah pada kebocoran gas, langkah yang perlu dilakukan adalah dengan menutup kebocoran dengan menggunakan karung untuk sementara sampai petugas dari PGN menyelesaikan masalah kebocoran tersebut. Selama 5 tahun pondok Pesantren yang terletak di Surabaya tersebut menggunakan gas bumi, mengaku belum mendapat masalah sedikt pun .

Sebelum menggunakan gas bumi, pondok Pesantren tersebut menggunakan gas tabung. Setiap bulan, gas tabung yang digunakan mencapai 10 tabung hingga 12 tabung berukuran 12kg. ketika merasa boros dan kurang efektif  maka pesantren tersebut menggunakan gas bumi yang disalurkan melalui pipa. Dengan hasil Pondok Pesantren ‎Terpadu Darul Muttaqin bisa menghemat hingga Rp 300 ribu per bulan.

Pengeluaran pondok pesantren setelah menggunakan gas PGN di kisaran Rp 900 ribu hingga Rp 1,2 juta. Sedangkan pada sebelumnya kadang bisa mencapai Rp 1,5 juta.  ‎Dari perspektif harga memang jelas lebih murah gas alam, sebab bisa menghemat hingga Rp 300 ribu per bulan

Selain hemat, menggunakan gas bumi juga lebih memberi rasa nyaman, karena tidak ada kekhawatiran proses memasak terganggu jika bahan bakar habis. Pasalnya, PGN memberi kepastian pasokan gas untuk pondoknya yang terletak di Surabaya, Jawa Timur tersebut selama 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam satu pekan.

Dari wacana tersebut sepertinya ada dua hal yang menguntungkan dari penggunaan gas bumi murah tersebut. Pertama dari harga yang cukup murah sehingga anggaran yang dikelurkan tidak berlebihan. Yang kedua tidak perlu mencari bahan bakar, dalam hal ini tidak perlu mencari ganti tabung sebab ketersediaan gas bumi dipasok melalui pipa yang akan terus ada selagi berlangganan.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi


Cerita Ibu Rumah Tangga dan Gas Bumi Murah





Berbicara tentang Gas Bumi Murah, ternyata kebutuhan gas akan rumah tangga sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam praktiknya banyak ibu rumah tangga mengandalkan gas sebagai pendukung salah satu kebutuhan primer keluarga. Artinya, semakin banyak jaringan pipa gas yang disalurkan ke rumah tangga oleh PGN, maka semakin banyak pula ibu rumah tangga yang terselamatkan. Karena dibandingkan penggunaan gas elpiji, penggunaan gas alam lewat pipa PGN jauh lebih murah.

Ibu rumah tangga yang menggunakan elpiji, saat ini mulai banyak kecemasan dengan mahalnya harga gas elpiji. Harga gas elpiji untuk ukuran 12 kg wilayah Jawa Barat misalnya sudah cukup mahal, karena dibandrol sekitar Rp140-Rp145 ribu. Harga akan bertambah mahal jika pembelian gas diantar oleh pihak agen.

Data pengguna gas bumi PGN pada tahun 2010 telah membangun jaringan gas kota antara lain di Kota Tarakan (3.366 sambungan), Kota Bekasi (1.800 sambungan), Kota Depok (4.000 sambungan) dan Kabupaten Sidoarjo (4.000 sambungan). Jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga tahun 2011 di Kota Bontang (4.000 sambungan rumah), Sengkang (4.000 sambungan rumah) , Rusun Jabodetabek (11.000 sambungan), Bekasi tahap II dan Sidoardjo tahap II, sebanyak  25.000 sambungan rumah.

Latar belakang ibu rumah tangga menggunakan Gas Bumi yaitu, sebagai bahan bakar lebih bersih karena tidak mengeluarkan banyak asap dan tidak meninggalkan jelaga, murah karena langsung diambil dari perut bumi tanpa melalui prosedur yang panjang untuk menjangkau masyarakat dan gas bumi aman dipergunakan karena bertekanan rendah.

Dari segi keamanan penggunaan pipa gas bumi jauh lebih aman. Pemasangan pipa gas dilakukan tim khusus, beberapa bulan sekali pihak PGN juga selalu mengontrol, serta untuk yang tinggal di lantai atas tidak perlu membawa tabung ke warung jika gas habis. Maka dari itu ibu rumah tangga tidak lagi khawatir karena dengan tabung elpiji yang tiap kali habis harus pasang sendiri, copot-pasang, kalau salah bisa meledak.


Jika dilihat dari data pengguna, keamanan, dan harga dari gas murah PGN, maka ibu rumah tangga jelas sangat diuntungkan jika menggunakannya. Tinggal menunggu sambungan PGN yang mungkin belum menjangkau semua wilayah di Indonesia. Dengan begitu energi alternatif ini akan menjadi manfaat untuk masyarakat Indonesia secara merata.


Tulisan ini di sumbangkan untuk jadi artikel situs si-nergi

Gas Bumi Murah Bukan Berarti Murahan



Bersamaan dengan banyaknya informasi gas bumi murah, saya teringat beberapa waktu silam, tabung elpiji 3 Kg kerap meledak karena terjadi kebocoran. Tidak jarang ledakan tersebut menimbulkan korban jiwa. Ini sangat merugikan konsumen bahkan dapat menghilangkan konsumen. Dengan kata lain cukup berisiko menggunakan bahan bakar tersebut.

Apa solusinya?

Ketika terbesit pertanyaan seperti itu saya langsung mencari informasi tentang bahan bakar atau sejenisnya yang tidak berisiko namun tetap murah. Dari berbagai sumber di internet saya menemukan satu bahan bakar yang mewakili ibuibu dari ancaman meledak dan sesuai dengan kantong belanja. Gas alam atau gas bumi milik PGN adalah jawaban bagi ketenangan ibuibu. Gas bumi tersebut dipasang langsung ke rumah warga dan diklaim sangat aman.

Semenjak beroperasi dan menyalurkan belum ada laporan kecelakaan rumah tangga. Bahkan hanya ada satu informasi masalah atau macet penyaluran. Pernah ada gangguan saat lebaran tapi itu tidak menjadi permasalahan umum sebab hanya sesaat kemudian lancar kembali. Menurut ibu-ibu di kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, selama mereka menggunakan gas alam belum ada bencana ledakan atau semacamnya. Dari informasi tersebut saya beranggapan bahwa gas bumi PGN menjadi jawaban atas keresahan akan kecelakaan di dapur.

Bukan hanya itu, keuntungan penggunaan gas alam di rumah tangga ternyata jauh lebih hemat dibandingkan elpiji 3 Kg. Dalam sebulan, pengguna gas alam PGN rata rata membayar Rp 30.000 hingga Rp 40.000. Jumlah ini memang lebih murah dibandingkan elpiji 12 Kg maupun elpiji 3 Kg yang bisa beli dua kali sebulan.

Secara otomatis pengguna gas alam PGN ikut berpartisipasi menghemat uang Negara. Karena anggaran subsidi untuk elpiji 3 Kg dan minyak akan berkurang seiring berkurangnya konsumsi masyarakat. Penggunaan gas alam akan mengurangi impor minyak mentah. Impor minyak masih dilakukan karena masih banyak masyarakat yang menggunakan energi fosil tersebut.

Penggunaan gas alam ini akan memperkuat ketahanan energi nasional. Sebab cadangan gas Indonesia saat ini masih cukup hingga 150 tahun ke depan. Di saat cadangan minyak dunia menipis, gas alam bisa menjadi alternatif energi lainnya juga. Info terakhir yang saya dapatkan adalah gas bumi murah ini adalah sumber daya alam Indonesia yang harus bermanfaat untuk masyarakat Indonesia.

Simpulan dari informasi yang saya kumpulkan terkait gas bumi adalah energi alternatif yang murah. Bukan sekadar murah, PGN mengemasnya dengan pipa yang memasok ke rumahrumah. Sehingga murah namun tidak ada kata murahan karena pengguna tidak perlu berbondongbondong pergi membeli atau bahkan mengantri untuk mendapat energi tersebut.


Tulisan ini di sumbangkan untuk jadi artikel situs si-nergi

HOME: Pijakan penyadaran atas perusakan tempat tinggal



Pada tahun 2009 lalu saya melihat sebuah film tentang keadaan Bumi. Film tersebut berjudul Home yaitu, sebuah film kategori dokumenter berdurasi kurang lebih 93 menit yang diproduksi oleh Denis Carot and Luc Besson dan disutradarai oleh Yann Arthus-Bertrand. Sebuah film dokumenter yang baik harus memuat fakta-fakta ilmiah. Home berisi fenomena perubahan lingkungan global yang terjadi seiring perkembangan peradaban manusia dari masa lalu, sekarang maupun yang akan datang.

Home befokus pada segala bentuk kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia, sebagai dampak dari berbagai aktivitas manusia selaku spesies yang paling dominan mengubah dunia. Sebagai bentuk upaya bertahan hidup, dan dalam pembangunan di berbagai segi kehidupan manusia. Tema yang cukup baik untuk menyadarkan tentang korelasi antara semua organisme dengan dunia, yang saling terkait dalam suatu hubungan yang kompleks, namun sangat penting untuk menjaga keseimbangan satu sama lain.

Film ini menjelaskan hal yang terjadi pada awal penciptaan dunia sebagai latar kehidupan. Kemudian bumi diciptakan dalam harmonisasi dari semua materi abiotik yaitu, air, tanah, dan udara, dan atau biotik yaitu, organisme bersel satu, tumbuhan tingkat rendah sampai konsumen tingkat tinggi. Ada pula sorotan tentang kehidupan manusia di zaman berburu dan mengumpulkan makanan sampai perkembangan peradaban manusia di era industri dewasa ini yang berdampak pada hilangnya keseimbangan ekosistem.

Aktivitas manusia yang mengancam kelestarian lingkungan di seluruh belahan dunia, entah itu di darat, laut dan udara, serta perkembangan populasi manusia yang begitu pesatnya juga menjadi ulasan narasinya. Berangkat dari revolusi pertanian, hingga akhirnya ditemukan minyak yang menjadikan peradaban manusia berubah lebih cepat. Adanya industri, kota dan gedung-gedung pencakar langit, ketidakseimbangan antara populasi manusia dan ketersediaan sumberdaya alam. Sehingga terjadi kesenjangan., kelaparan, kekurangan air bersih dan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah dampak krisis energi yang turut mengancam sendi kehidupan.

Dalam kemajuan peradaban manusia, pembangunan semakin digalakkan dalam segala segi kehidupan. Ini bisa kita lihat dalam tayangan film Home dimana kota-kota besar dunia seperti Dubai, New York, Los Angeles, Shanghai dibangun atas kehendak manusia dan seolah menjadi simbol kemegahan peradaban manusia dari waktu ke waktu. Dengan tujuan mempermudah manusia terhadap akses akan sumberdaya alam, pembangunan dan kemajuan teknologi menjadi cerminan dari kejeniusan manusia sebagai homo sapiens dalam mengeksplorasi alam dan mengubah dunia, hingga akhirnya hak-hak lingkungan dan makhluk hidup lain pun terabaikan.

Dampak pemanasan global pun digambarkan secara jelas dalam film ini. Bagaimana lapisan es di kutub mulai menipis, gleiser berkurang, permukaan air laut naik setiap tahunnya, ini semua akan mengancam kehidupan di dunia. Banjir, krisis air bersih, bencana kelaparan, gelombang pengungsi iklim di tahun 2050 dan banyak kotakota dunia terancam tenggelam, adalah berbagai kemungkinan yang akan terjadi beberapa tahun ke depan jika kita tidak melakukan upaya-upaya untuk mengurangi efek dari pemanasan global.

Saat melihat film ini, bukan hanya suguhan visualisasi fenomena dan fakta, bahkan kita akan mendapat jawaban ilmiah yang disertai data statistik sebagai hasil penelitian atas dampak yang ditimbulkan dari kerusakan dan terganggunya keseimbangan alam oleh aktivitas manusia. Dari semua hal dalam Home seharusnya manusia mendapat pencerahan atas kenyataan yang ada dalam film tersebut.

Melakukan perawatan lingkungan adalah salah satu bentuk menjaga Home kita. Bahkan jika kita memang sudah sejenius dalam film tersebut, kenapa kita tidak membuat energi alternatif? Semisal pemanfaatan gas bumi yang jelas ramah lingkungan. Film ini seharusnya dapat menyadarkan umat manusia untuk menjaga Home atau tempat tinggalnya yaitu Bumi.

Sumber: 
http://sahbuddinpalabbi.blogspot.co.id/2013/09/ulasan-film-home.html


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi















Water World; sebuah ruang berpikir atas keadaan bumi


Keadaan Bumi di suatu masa depan, es di kutub mencair, dan menaikkan permukaan laut, hingga Bumi hampir seluruh permukaannya tertutup oleh air. Manusia yang selamat telah melupakan masa lalu mereka. Beberapa mereka masih percaya di antara orang yang lain bahwa Dryland atau tanah yang kering masih ada. Para manusia yang selamat bisa diklasifikasikan menjadi empat yaitu: Smokers, Atoll Dwellers/Penghuni Atol, Kaum pengembara, dan Slaver. Cerita ini bermula ketika seorang pengembara menukar tanah yang didapatnya untuk mendapat uang. Pengembara ini adalah manusia genetis yang mempunyai sirip dan insang, yang juga disebut "Ichthyo Sapiens", atau manusia ikan.

Kemudian Para penghuni Atol mengajukan penawaran, jika dia setuju untuk tinggal untuk sementara dan memberikan keturunan pada anak perempuan mereka, dengan begitu semua kebutuhannya akan terpenuhi. Karena si Pengembara menolak para penghuni Atol marah dan menangkap Pengembara tersebut karena dicurigai sebagai mata-mata kaum Smokers. Sebelum sempat mengeksekusi Pengembara, para Smokers datang untuk menghancurkan penghuni Atol.

Deacon pemimpin Smokers, mencari gadis kecil bernama Enola yang mempunyai tato peta menuju Dryland/tanah kering di punggunggnya. Enola hidup bersama dengan Helen, Mereka berdua merencanakan untuk kabur bersama Gregor untuk mencari Dryland seperti para pelaut lainnya. Tetapi sayang balon Gregor terlalu cepat terbang dan meninggalkan Enola dan Helen di Atol. Enola dan Helen kemudia melepaskan Pengembara tetapi dengan syarat mereka harus boleh mengikutinya. Mereka kabur dari Atol dengan perahu Pengembara.

Ketiga paragraf tersebut merupakan penggalan cerita dalam film Water World. Jika kita telaah, di awal cerita ada bencana es kutub yang mencair, sehingga dunia hampir seluruhnya berisi air. Hal tersebut sangat mungkin karena adanya pemanasan global yaitu, suatu proses meningkatnya suhu rata - rata atmosfer , laut , maupun permukaan bumi. Pemanasan global yang dimaksud misalnya efek rumah kaca, efek umpan balik, dan variasi matahari.

Kemudian adanya kerusakan atmosfer yaitu rusaknya lapisan udara yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet maupun meteor serta memantulkan gelombang radio. Kerusakan atmosfer terjadi karena terjadinya pelesan zat freon ke udara serta polusi dari bahan bakar pesawat yang merusak lapisan atmosfer. Bahkan, polusi dari bahan bakar pesawat lebih berbahaya 8 kali lipat.

Beberapa penelitian menyarankan untuk meminimalisir pemanasan global dapat dilakukan dengan cara, tidak berlebihan dalam menggunakan mesin pendingin seperti air conditioning , freezer dan sebagainya. Kemudian mengurangi rumah atau gedung yang dindingnya kaca , karena kaca dapat memantulkan panas sehingga suhu udara meningkat. Lalu, mungkin penggunaan bahan bakar pesawat pada umumnya dapat diubah dengan energi alternatif yang ramah lingkungan misalnya bahan bakar gas yang sudah terpercaya ramah lingkungan. Terakhir, ini adalah hal yang cukup sulit yaitu, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemanasan global dan dampaknya bagi manusia dan lingkungan.

Water World adalah sebuah film rekaan atau bersifat fiksi. Film tersebut seolah memberi ruang berpikir untuk umat manusia di dunia terkait bencana pemanasan global, dalam hal ini mencairnya es di kutub utara. Dengan begitu hal terbaiknya adalah kita sebagai manusia yang tinggal di bumi harus menjaga tempat tinggal kita. Upaya seperti itulah yang sangat logis dalam mencegah bencana atas pemanasan global terhadap Bumi.

Sumber:

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi



Thneed-ville dan Jakarta; kesadaran kota atas sebuah animasi



Ketika berbicara tentang kerusakan Bumi saya teringat film animasi The Lorax. Ya, saya akan ingatkan sedikit, film ini berkisah tentang seorang anak bernama Ted Wiggins yang mencari tahu mengenai keberadaan pohon asli. Ted hidup di sebuah kota buatan bernama Thneed-ville.

Suatu saat Ted jatuh hati kepada seorang anak perempuan bernama Audrey yang memimpikan melihat pohon asli. Lalu, Ted pun berusaha mencari tahu. Berdasarkan informasi dari neneknya, Ted pergi ke luar kota bertemu Once-ler yang mengisahkan asal-muasal keadaan bumi yang telah menjadi gersang. Pertemuannya dengan Once-ler pun membuatnya tersadar mengenai kondisi bumi yang ternyata sangat berbeda dengan yang ada di Thneed-ville.

Di Thneed-ville semua elemennya adalah buatan manusia. Penduduk kota ini harus rutin membeli udara kemasan agar bisa merasakan udara bersih. Kota tersebut tidak ada rumput dan pohon asli, semuanya terbuat dari plastik yang telah dimodifikasi. Bahkan makanan mereka yaitu brokili adalah sejenis jelly organik yang dicetak menyerupai brokoli.

Pertemuannya dengan Once-ler memberinya pengetahuan akan keserakahan manusia sehingga berdampak langsung pada lingkungan tempat dia hidup. Kisah pertemuannya dengan Lorax sang penjaga pepohonan membuatnya harus memperbaiki kesalahan yang telah dilakukannya di masa lalu dengan memberikan misi penting kepada Ted.

Thneed-ville sangat mungkin merupakan representasi dari masa depan sebuah kota. Hal tersebut tentunya dimulai dengan perusakan lingkungan, misalnya saja penebangan hutan yang berlebihan, polusi air dan udara yang mungkin diakibatkan oleh kendaraan bermotor.
Ketika melihat Thneed-ville dalam The Lorax, saya membayangkan kota Jakarta. Kota padat penduduk yang penuh dengan kendaraan bermotor yang sangat mungkin menambah polusi. Pohonpohon di jalan sudah sedikit sekali terlihat, mungkin di alokasikan pada hutan kota, namun tetap saja Jakarta sangat mungkin menjadi Thneed-ville.

Ketika polusi meningkat pohonlah yang menjatah oksigen untuk manusia di pagi hingga siang hari. Jika pohonpohon hanya ada di sebuah hutan kota, kecil kemungkinan warga dan pengendara merasakan oksigen dari pohon tersebut.

Walaupun demikian, saya sangat percaya warga dan pemerintah Jakarta adalah orangorang yang cerdas dan tidak menginginkan kotanya menjadi seperti Thneed-ville. Dalam menurunkan polusi udara misalnya sudah ada bahan bakar gas(BBG) untuk pengganti bahan bakar minyak(BBM) yang kurang ramah lingkungan dalam segi pembakaran. Pemerintah memang sudah memulainya misalnya dengan TransJakarta dan Bajaj BBG yang keduanya menggunakan energi gas bumi. Terakhir adalah pelestarian pohon, mungkin dengan reboisasi dengan konteks lahan di pinggir jalan dan memperkecil jumlah kendaraan bermotor untuk membersihkan Jakarta dari polusi.

Memang ada kemungkinan Jakarta menjadi seperti Thneed-ville. Hal tersebut akan terjawab dengan sebuah pertanyaan, bagaimana warga dan pemerintah menjaga kota tersebut? Thneed-ville dalam film The Lorax adalah sebuah contoh yang jelas untuk kita semua atas dampak perusakan lingkungan. Semestinya lakukan perbaikan segera atau pilihan selanjutnya adalah Bumi tidak dapat diperbaiki.

Sumber:
http://www.jagatreview.com/2012/03/the-lorax-kisah-satire-mengenai-lingkungan-hidup/

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi