WHAT'S NEW?
Loading...

FSRU Lampung Kedatangan Gas Bumi Cair dari Tangguh Papua


Gas Bumi atau gas alam cair dan atau liquefied natural gas (LNG) merupakan suplai energi untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gas bumi bagi pelanggan PGN di Jawa bagian barat dan Sumatera bagian selatan. LNG tersebut berasal dari Kilang LNG Tangguh, Papua dan diterima secara bertahap, mulai April hingga akhir tahun.

Rencananya hingga akhir tahun ini, FSRU Lampung akan menerima dan menyalurkan 8 kargo atau setara 1,1 juta meter kubik LNG. FSRU merupakan kependekan dari floating storage and regasification unit, yakni sebuah terminal terapung yang di dalamnya dilengkapi dengan fasilitas untuk menampung LNG dan fasilitas untuk mengubah LNG menjadi gas (regasifikasi).

FSRU Lampung memiliki kapasitas penampung LNG sebesar 170.000 meter kubik dan kemampuan regasifikasi mencapai 240 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Penampungan tersebut terletak di lepas pantai yang berjarak sekitar 21 km dari Labuhan Maringgai, Lampung.

PGN terus memperkuat pasokan gas bumi ke pengguna gas di dalam negeri, serta mendukung penyerapan produksi gas dan mengurangi impor gas bumi Indonesia. Pasokan LNG  dari Kilang Tangguh, Papua ke FSRU Lampung telah diterima untuk yang kelima kalinya. Dengan kata lain PGN telah menyelesaikan loading cargo LNG kelima dari delapan kargo LNG yang dialokasikan dari Kilang Tangguh sampai akhir tahun ini.

Kargo LNG kelima ini telah dikirim dari Kilang LNG Tangguh Papua menggunakan kapal Tangguh Towuti dan telah sampai pada 4 September lalu. Volume kargo LNG kelima tersebut mencapai 137.700 meter kubik.

Sebelum disalurkan, LNG tersebut melalui proses regasifikasi (mengubah dalam bentuk cair ke gas). Dari FSRU Lampung gas tersebut mengalir melalui pipa bawah laut menuju stasiun penerima di Labuan Maringgai yang terhubung dengan pipa South Sumatera West Java (SSWJ), sehingga gas tersebut dapat didistribusikan ke pelanggan PGN di Jawa bagian Barat dan Sumatera bagian Selatan.

PGN berkomitmen akan terus membangun jaringan infrastruktur gas bumi, agar produksi gas nasional yang cukup besar mampu terserap lebih banyak ke dalam negeri. Infrastruktur pipa gas bumi yang dibangun dan dioperasikan PGN hingga saat ini mencapai lebih dari 7.200 km. Jumlah tersebut setara dengan 76% total pipa gas hilir yang ada di seluruh Indonesia.

Sumber Tulisan:


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi.

Gas Bumi Gantikan BBM: Suatu Pengembangan Industri Nasional


Penggunaan Gas Bumi dalam bidang transportasi sudah menunjukan hasil yang memuaskan. Misalnya PGN sebagai perusahaan gas negara sudah  menyalurkan gas bumi untuk transportasi, saat ini PGN telah mengoperasikan 7 Statiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), menyuplai gas untuk 8 SPBG mitra, dan mengoperasikan 5 Mobile Refueling Unit (MRU).  Hal tersebut mampu membuktikan adanya penghematan yang signifikan ketimbang penggunaan bahan bakar minyak (BBM).

Untuk menjadi sebuah contoh, tahun lalu PT Perusahaan Gas Negara memasok gas bumi untuk bahan bakar pabrik feronikel milik PT ANTAM (Persero) Tbk di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Dengan dapat pasokan gas tersebut, ANTAM dapat menurunkan biaya produksi feronikelnya sebesar US$ 1 per 0,4 kg.

Melalui penggunaan gas, ANTAM dapat lebih menurunkan biaya produksi feronikel, sehingga menjadikan perusahaan tersebut lebih kompetitif serta menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi dari lini usaha nikel.

Misalnya saja saat ini, ANTAM mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 8 x 17 MW. PLTD ini memiliki teknologi dual fired, artinya bisa menggunakan BBM atau gas sebagai sumber energi. Kemudian ANTAM juga tengah menyelesaikan pembangunan PLTU kapasitas 2 x 300 MW guna mensuplai fasilitas pendukung pabrik feronikel di Pomalaa. Pembangunan PLTU ini merupakan bagian dari Proyek Perluasan Pabrik Feroneikel Pomalaa (P3FP), yang akan meningkatkan produksi feronikel ANTAM dari 18.000-20.000 ton nikel, dalam bentuk feronikel (TNi) menjadi 27.000-30.000 TNi per tahun.

Itulah salah satu contoh konkret dari penggunaan gas bumi. Berikutnya contoh lain dalam penggunaan gas bumi pada sektor strategis misalnya PGN menyalurkan gas bersih alias gas bumi di daerah Semarang. Kemudian mampu berkontribusi terhadap pengembangan industri besar nasional, seperti kelistrikan. Hal tersebut menyusul tuntasnya infrastruktur pipa gas dari Lapangan Gas Kepodang di Laut Utara Jawa ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok, Semarang.

Pipa gas dipasang lintas laut dan ditanam di dasar laut dengan panjang lebih dari 200 km dan berdiameter 14 inch. Melalui infrastruktur pipa gas yang dibangun telah menyalurkan gas sesuai kebutuhan di PLTGU Tambak Lorok, Semarang yang dikelola anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN, PT Indonesia Power. Pasokan gas bumi yang didistribusi ke PLTGU Tambak Lorok, Semarang telah menggantikan BBM dan menghemat triliunan rupiah biaya operasi yang harus dikeluarkan PLN tiap tahunnya.

Volume gas yang dipasok PGN sesuai dengan total kebutuhan dari kapasitas pembangkit sebesar 880 MW. Sampai saat ini, PGN telah menyalurkan sekitar 104 MMSCFD (juta kaki kubik per hari) sampai 116 MMSCFD. Penyaluran gas ke PLTGU Tambak Lorok berjalan baik, pun sampai saat ini. Di tahun 2015 lalu, PGN menyalurkan gas bumi mencapai 1.591 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Dari penyaluran gas bumi PGN kepada pelanggan-pelanggannya, oleh sebab itu terciptanya penghematan nasional sebesar Rp 88,03 triliun per tahun.

Dua contoh kasus tersebut menunjukan dampak positif penggunaan gas bumi. Penghematan nasional adalah bukti otentik dari perlunya BBM digantikan dengan gas bumi. Sehingga sektor-sektor strategis seperti kelistrikan mampu menghemat biaya produksi atau operasi.

Sumber Tulisan:


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi.

Gas Bumi dan Efisiensi Idul Adha


Penggunaan Gas Bumi di Sumatra Utara memiliki korelasi yang cukup efisien  dengan makna berkurban saat Idul Adha. Khususnya daerah Medan, Sumatra Utara yang dihuni penduduk muslim. Berkurban adalah  ibadah dan sekaligus mengikuti sunnah Nabi Ibrahim AS. Ketika dikaitkan dengan sudut pandang sosial hal ini mencerminkan rasa kepekaan kita untuk berbagi kepada sesama. Misalnya dalam bergotong royong untuk menyembelih hewan kurban, kemudian membagikan daging kurban kepada seluruh warga dengan prioritas menengah kebawah.

PGN atau PT Perusahaan Gas Negara ikut serta dalam kurban Idul Adha. Misalnya perusahaan tersebut menyerahkan 143 hewan kurban ke 70 lokasi yang tersebar di wilayah Medan, Sumatera Utara. Hewan kurban yang diserahkan tersebut terdiri dari 11 ekor sapi dan 132 ekor kambing. Hal tersebut semata agar memperpanjang  hubungan silaturhami antara PGN dan masyarakat.

Selama ini, penyaluran gas bumi di Medan berjalan dengan baik dan lancar. Pelanggan yang menggunakan gas bumi PGN merasakan penghematan yang cukup signifikan, mudah dalam penggunaanya dan aman. Seperti sebuah hubungan sebab akibat, ketika hasil kurban tersebut dibagikan warga akan memasak dengan menggunakan gas bumi yang dipasok PGN. Sehingga untuk memasak daging yang kita ketahui cukup lama prosesnya akan lebih hemat, mudah, dan aman.

Seperti diketahui, untuk wilayah Medan, PGN telah memasok gas bumi ke 20.085 pelanggan, yang terdiri dari 45 industri besar, 436 usaha kecil menengah, 61 usaha komersial seperti cafe dan restoran serta hotel, dan 19.543 rumah tangga. Dengan begitu hasil kurban tadi kurang lebih dapat mencukupi 19.543 kepala rumah tangga di Medan.

Ya, peristiwa tersebut memang efektif dan efisien antara PGN dan masyarakat Medan. Makna berkurban jelas diperlihatkan dan dicerminkan masyarakat Medan dengan bentuk gotong royong menyembelih hewan kurban. Sedangkan PGN sebagai fasilitator dengan keikhlasan berkurban serta penyokong gas bumi di daerah tersebut juga mampu mengajak masyarakat melakukan sunnah berkurban. Sekaligus memperlihatkan hubungan yang baik antara masyarakat dan Perusahaan Gas Negara.

Sumber tulisan:


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi

Papua pun Indonesia : Sebuah permainan teka-teki potongan gambar



Banyak oknum yang masih sengaja mendistorsi sejarah Papua untuk menjaga konflik di Papua. Bahkan  ada orang-orang yang memutarbalikkan sejarah dan masih menyangkal realitas integrasi Papua ke dalam Republik Indonesia. Hal tersebut yang mungkin mendasari keresahan rakyat Papua. Dalam tulisan ini saya akan mendedahkan hal yang mungkin akan menjadi sebuah obat penenang keresahan tersebut.

Tanggal 1 Oktober 1962 pemerintah Belanda di Irian Barat menguasai wilayah ini untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) sampai dengan 1 Mei 1963. Kemudian , bendera Belanda itu diturunkan dan diganti dengan bendera Indonesia dan bendera PBB.

Selepas itu, PBB menyusun kesepakatan yang dikenal sebagai "Perjanjian New York" untuk memberikan kesempatan kepada orang-orang Irian Barat yang disurvei oleh Pepera tahun 1969 yang diwakili oleh 175 orang sebagai perwakilan dari delapan kabupaten waktu. Hasil penelitian menunjukkan orang-orang Irian Barat sepakat untuk bersatu dengan pemerintah Indonesia.

Sejarah masuknya Irian Barat (Papua) ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia (NKRI) sudah sah dan tepat. Itu tidak perlu dipertanyakan dan dirusak. Kekhawatiran tentang dimasukkannya sejarah Papua ke dalam Indonesia yang telah ditetapkan melalui Pepera di 1969 sepertinya harus dihilangkan.

Selain itu rakyat papua sudah melakukan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Para pemuda Papua hadir dan berjanji bersama-sama dengan pemuda dari daerah lain. Poreu Ohee adalah salah satu bukti pemuda Papua yang hadir pada saat itu. Sepatutnya rakyat papua bersyukur untuk memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan di Papua.

Ketika kau tidak melupakaan kenegaramu, percayalah negaramu yang berasaskan keTuhanan yang maha esa ini tidak akan pernah melupakanmu. Hal tersebut mulai terlihat dari keseriusan pemerintah akan pembangunan akses jalan daerah terpencil di papua. Menurut data dari Kementerian PUPR , pada 2014 ada 827 KM dari Jalan Papua yang belum selesai karena masih ditutupi dengan hutan .

Pada akhir 2015, 169 KM dari jalan telah selesai , dengan hanya 658 KM tersisa untuk dibangun . Setelah itu , pembangunan akan dilanjutkan di Ilaga di wilayah Puncak Jaya . Kemudian , jalan Ilaga akan terhubung dengan 466 KM jalan dari Wamena - Mulia - Ilaga . Jalan-jalan yang belum tersambung adalah Hebema - Kenyam , Kenyam - Batas Batu, dan Batas Batu – Mamugu.

Hal terbaiknya adalah pembangunan yang berjumpa dengan alam kerap kali memaksa alam untuk mengalah, ini tidak terjadi di Papua Barat. Dalam kesempatan langka ini, proyek utama jalan Trans Papua menepi untuk pelestarian Lorentz Park. Salah satu dasarnya yaitu, keprihatinan atas Taman Lorentz yang merupakan taman nasional terbesar di Asia Tenggara. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) cukup berhati-hati atas harta nasional ini sehingga memilih untuk menemukan rute lainnya.

Sikap tersebut sekaligus berupaya tetap melestarikan flora dan fauna yang mewakili 80% dari total fauna mamalia dari Irian Jaya. Selain itu ada pula, keanekaragaman budaya dengan tujuh kelompok etnis sekaligus mempertahankan gaya hidup tradisional mereka.

Keseriusan pemerintah lainnya adalah pembangunan dan kesejahteraan provinsi Papua dan Papua Barat. Oleh karena itu, secara bersamaan dilakukan di semua aspek, termasuk sumber daya manusia. Kementerian Perhubungan melalui Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia juga mengambil bagian dalam program pembangunan percepatan untuk Papua dan Papua Barat.

Pada 28 April 2016, sebelas dari anak papua telah menyelesaikan pendidikan yang berlangsung di Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BPPP) atau Sekolah Penerbangan dari Banyuwangi Quirina Mintje di Jakarta. Hal tersebut menambah catatan lahirnya pilot-pilot Papua dan Papua Barat dengan jam terbang yang cukup dari 170 jam minimal, mereka telah memenuhi syarat untuk dilisensikan Pilot Commercial.

Perkembangan provinsi Papua dan Papua Barat telah menjadi fokus pemerintah Indonesia. Sejak tahun 2011, Presiden Jokowi memulai Satuan Percepatan Pembangunan Provinsi Papua Dan Provinsi Papua Barat  atau Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat(UP4B). Lembaga pemerintah tersebut dibangun untuk mendukung koordinasi, memfasilitasi, dan mengontrol percepatan pengembangan Papua dan Papua Barat.

Data-data tersebut yang mewakili judul tulisan ini. Saya beranggapan bahwa jika judul dari Indonesia untuk Papua merupakan hal yang pamrih seolah papua yang membutuhkan Indonesia. Lebih dari itu Belanda misalnya dalam sejarah ingin menduduki Papua, sedangkan papua memilih Indonesia menjadi bagian dari kemerdekaannya. Sudah sepatutnya Papua yang merupakan gugusan pulau Indonesia seperti Jawa dan Sumatra yang telah terlebih dahulu memiliki banyak fasilitas, pun diberi fasilitas yang mendukung.

Sebab Papua pun bagian dari Republik Indonesia. Semisal dalam permainan puzzle Papua adalah salah satu potongan gambar dan Indonesia adalah permainan puzzle tersebut. Dengan demikian  maka Indonesia tanpa Papua tetap akan menjadi Indonesia namun yang perlu digaris bawahi Indonesia tidak mempunyai keutuhan gambar jika potongan gambar tersebut hilang.

Sumber tulisan: http://papuanews.org/

Dari Urine Untuk Energi Alternatif Dunia

Menurut sebuah hipotesis, saat ini Planet Bumi menghadapi rentetan ancaman lingkungan, di antaranya penipisan bahan bakar fosil sehingga membutuhkan Energi Alternatif, polusi dan perubahan iklim. Hal tersebut membuat keberadaan energi bersih dan terbarukan sangat penting. Sumber energi alternatif banyak bermunculan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, angin dan air tampak menjanjikan.

Kemudian ditemukan sumber energi terbarukan yaitu, urin sebagai penerus energi alternatif. Hasil penelitian terbaru di Inggris mengumumkan bahwa telah berhasil mengembangkan sel bahan bakar murah bertenaga urin yang sanggup menjalankan berbagai perangkat elektronik, termasuk ponsel. Kemampuan untuk memanfaatkan kekuatan kotoran manusia tersebut mungkin saja  dapat merevolusi pembangkit listrik.

Sel bahan bakar mikroba dapat berperan penting dalam mengatasi tiga tantangan dalam menemukan solusi yang mendukung energi aman, terjangkau dan ramah lingkungan, atau biasa dikenal dengan trilema energi. Mungkin tidak ada solusi tunggal untuk mengatasi trilema energi ini, kecuali mengambil keuntungan penuh dari sumber pribumi yang tersedia semisal, urin.

Dengan menggunakan proses biologi alami, bakteri ‘listrik’ dapat mengubah zat organic, seperti urin, menjadi listrik. Kemudian, ketika urin melewati sel bahan bakar, ia bereaksi dengan bakteri, menghasilkan listrik yang dapat secara langsung digunakan untuk menjalankan perangkat elektronik atau disimpan untuk digunakan nanti.

Diperkirakan satu sel bahan bakar mampu menghasilkan 2 watt per meter kubik, cukup untuk menyalakan sebuah ponsel untuk beberapa saat, tetapi output daya dapat ditingkatkan secara signifikan dengan menumpuk beberapa sel bersamaan. Output daya dari sebuah sel tunggal memang tidak sebanding dengan teknologi alternatif lain, seperti hidrogen atau sel bahan bakar surya. Namun, sel bahan bakar bertenaga urin memiliki sederet keuntungan unik tersendiri, terutama karena ukurannya kecil dan biaya produksinya yang terjangkau.

Teknologi ini sangat berpotensi dapat mengubah kehidupan masyarakat miskin yang tak memiliki akses atau tak mampu menjangkau listrik. Hal tersebut merupakan potensi sel untuk negara-negara miskin dan berkembang.

Walaupun ini bukanlah kali pertama pembuktikan potensi yang ada pada urin. Misalnya di tahun 2011 lalu, ilmuan telah menemukan cara menggunakan urin untuk membuat bahan bakar hidrogen. Bahkan, sekelompok remaja di Afrika telah sukses mengembangkan generator yang berjalan berkat urin. Akan tetapi, hal tersebut pun merupakan sumbangan energi alternatif dari urin untuk dunia.

Sumber:

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi


Kotoran Bisa jadi Energi Alternatif?

Kotoran manusia atau human excreta menjadi salah satu Energi Alternatif yang masih belum dilirik masyarakat, untuk dijadikan bahan baku pupuk organik yang berkualitas. Selain itu kotoran manusia juga dapat menghasilkan energi alternatif yang terbarukan berupa biogas. Kesadaran atas keberadaan limbah maupun sampah rumah tangga harus dapat dipahami oleh masyarakat sebagai sumber daya yang dapat menghasilkan keuntungan ekonomi, sekaligus kebaikan bagi lingkungan.

Indonesia sebagai negara agraris, sangat-sangat memerlukan pupuk untuk mensuplai para petani dalam menjalankan aktifitas pertaniannya. Kesulitan petani mendapatkan pupuk akibat kelangkaan maupun tingginya harga pupuk di pasaran, seringkali menyebabkan petani memilih beralih profesi dari bidang agraris ke perdagangan. Padahal dengan potensi sumber daya alam serta wilayah geografis yang sangat luas, Indonesia telah terbukti pernah menjadi negara swasembada pangan.

Kotoran dari manusia itu bisa  digunakan sebagai fertilizer dan sebagai biogas juga, jadi bisa dipakai untuk pupuk dan bisa dipakai untuk biogas. Misalnya, Surabaya memiliki 3,5 juta penduduk kurang lebih, jika dikumpulkan kotorannya, diolah sedemikian rupa, itu akan menjadi sebuah bank atau sebuah aset yang sangat berharga dalam penyediaan pupuk organik dan biogas.

Gerakan mengolah sampah serta limbah manusia atau tinja oleh mayarakat sendiri, merupakan gerakan ekonomi biru yang dapat membangun perekonomian masyarakat. Edukasi dan sosialisasi untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah maupun limbah manusia, merupakan kunci untuk melakukan perubahan yang lebih positif terhadap lingkungan maupun ekonomi masyarakat.

Selain kotoran manusia Rumen atau struktur sistem pencernaan ternak yang umumnya menjadi limbah bagi rumah potong hewan pun dapat menjadi energi alternatif. Karena itu selama ini rumen tak banyak dimanfaatkan dan diolah karena dianggap tidak mempunyai kegunaan. Ternyata, tahapannya harus  mengintegrasikan biogas dengan teknologi microbial fuel cell. Caranya adalah dengan memanfaatkan bakteri anaerob, limbah rumen sebagai bahan baku untuk menghasilkan energi listrik. Sedangkan limbah dari proses energi listrik dimanfaatkan kembali menjadi pupuk.

Ya, dua contoh kotoran tersebut memang sering kita anggap sebagai limbah tidak berguna. Padahal kotoran tersebut menjadi bahan energi alternatif. Nah, sudah jelas kotoran manusia dan kotoran ternak dapat membantu cadangan energi di Indonesia. Semoga di tahun mendatang Indonesia mampu memaksimalkan pemanfataan limbah kotoran menjadi pupuk dan biogas.

Sumber:

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi

   

Indonesia dan Energi Alternatifnya

Apa itu Energi Alternatif? Sebelum membahas energi alternatif saya akan membahas terlebih dahulu tentang Bioenergi yaitu, salah satu sumber energi terbarukan yang berasal dari biomassa. Biomassa adalah bahan biologis yang berasal dari organisme yang belum lama mati (dibandingkan dengan bahan bakar fosil).  Sumber-sumber biomassa yang paling umum digunakan adalah bahan bakar kayu, limbah dan alkohol. Kemudian bioenergi tersebut menjadi cadangan atau energi alternatif.

Di Indonesia energi alternatif didapat dari berbagai limbah serta bahan lainnya. Misalnya limbah salak pondoh yang diolah menjadi bioetanol dan pupuk organik. Masyarakat Yogyakarta menggunakan salak busuk atau salak sortiran terakhir yang selama ini tidak dimanfaatkan, semua hampir dapat dimanfaatkan dari kulit hingga bijinya.

Manfaat dari proyek ini adalah dapat meningkatkan nilai tambah dari buah salak, mampu memberdayakan para petani salak, dan ikut berkontribusi dalam upaya mencari energi alternatif. Sampai saat ini mereka sudah mulai melakukan proses pembuatan etanol dari buah salak seperti menggiling dan memfermentasi salak.

Di Malang, air yang dihasilkan dari sampah atau biasa disebut air lindi ternyata juga dapat dimanfaatkan untuk hal yang berguna. Bappeda kota Malang mencoba membuat air tersebut sebagai sebuah alternatif sumber energi listrik terbarukan. Air lindi sendiri adalah suatu cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan pada timbunan sampah. Kemudian air lindi membawa materi tersuspensi dan terlarut yang merupakan produk degradasi sampah.  Komposisi air lindi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis sampah terdeposit, jumlah curah hujan di daerah TPA dan kondisi spesifik tempat pembuangan tersebut.

Manfaat dari pengolahan limbah sangat baik untuk masyarakat dan energi alternatif di Indonesia. Misalnya dari kegiatan tersebut dapat mewujudkan masyarakat mandiri energi serta memberikan motivasi bagi masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan biomasa di sekitar lingkungan untuk konversi ke energi alternatif.

Indonesia sebagai negara agraris yang terletak di daerah khatulistiwa merupakan negara yang kaya akan potensi bioenergi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam bentuk cair (biodiesel, bioethanol), gas (biogas), padat maupun sebagai listrik. Tentunya, ada banyak manfaat yang dapat diambil untuk negara tropis seperti Indonesia. Hal ini karena tersedianya pasokan biomassa yang sepanjang tahun. Salah satu contoh adalah dari industri kelapa sawit yang terdapat surplus limbah biomassa dalam jumlah besar.

Berdasarkan data yang ada, potensi bioenergi yang berasal dari limbah biomassa diperkirakan bisa mencapai 49.810 MW. Sedangkan pemanfaatan bioenergi hingga saat ini baru mencapai sekitar 1.618 MW atau sekitar 3,25% dari potensi yang ada. Pemanfaatan teknologi bioenergi bagi Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan ketahanan energi, namun juga mempunyai kesempatan yang besar dalam memberikan kontribusi terhadap penyediaan energi bersih kepada masyarakat dunia.

Sumber:


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi