WHAT'S NEW?
Loading...

Eksistensi PGN Dalam Infrastruktur Jaringan Pipa Gas


Setelah pekerjaan bersama Bandung dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk PGN serta perpanjangan pipa Gas Bumi di Batam. Apakah PGN akan melanjutkan kiprahnya menyalurkan energi baik ke wilayah lainnya? Ya, sudah pasti jawabannya sesuai komitmennya PGN akan memperluas jaringan pipa gas bumi di berbagai daerah eksisting serta aktif membuka wilayah-wilayah baru (pioneering) agar terciptanya peningkatkan dan perluasan pemanfaatan Energi Baik di Indonesia. Dengan cara membuat jaringan infrastruktur di berbagai wilayah sehingga PGN akan tetap lancar menyalurkan Gas Bumi.      
Jika kita melihat sedikit ke belakang PGN juga memperluas pipa gas bumi di wilayah Semarang. Wilayah perindustrian Wijaya Kusuma menjadi garapannya sebab aspek industri sudah menetap di sana sehingga membutuhkan pengaliran gas bumi yang murah dan efisien. Bukan hanya Jawa Tengah, timur Jawa juga mendapapat energi baik tepatnya di daerah Kalisongo-Waru. Pembangunan di daerah tersebut adalah pipa gas bumi sepanjang 30 kilometer yang sedang diselesaikan. Pipa gas yang sedang digarap akan ditujukan untuk mengalirkan gas bumi yang bisa dimanfaatkan untuk industri pakan, makanan dan minuman, keramik, serta kawasan industri baru di sekitar wilayah Sidoarjo.

Ternyata jika kita perluas pandangan kita PGN sedang menyelesaikan proyek-proyek pipa gas bumi di beberapa wilayah, mulai dari Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Hal tersebut menunjukan prestasi PGN dari tahun ke tahun. Dalam hitungan angka PGN telah menambah pipa gas bumi sepanjang lebih dari 109 kilometer, sehingga menambah pipa gas bumi menjadi lebih dari 7.100 kilometer. Ini menunjukan pembangunan pipa gas PGN jika kita hitung dalam persen, sudah mencapai 76 persen dari pipa gas bumi nasional.

Kabar lainnya PGN sedang memperluas jaringan gas buminya di daerah-daerah lain, seperti Cirebon, Bojonegoro, Purwakarta, Subang, Medan, hingga Pekanbaru. Ini menjadi contoh bagian dari rangkaian infrastruktur hingga 2019 nanti, PGN menargetkan penambahan pipa gas 1.680 kilometer serta 110.000 sambungan gas yang diperuntukan rumah tangga.

Nah terjawab sudah pertanyaan di atas bahwa PGN akan melanjutkan pekerjaannya memberikan energi baik ke suluruh wilayah di Indonesia. Ini menunjukan konsistensi serta eksistensi PGN akan tetap terjaga mungkin sampai puluhan tahun kedepan. Semoga saja kedepannya infrastruktur pipa gas PGN akan menjangkau seluruh pelosok wilayah di Indonesia.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi

Sumber:


Perjalanan PGN untuk Negeri



Membuat masyarakat sejahtera sudah semestinya dilakukan Pemerintah. UUD 1945 (Pasal 33 Ayat 2) menyatakan,”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.” gas bumi PGN yang dimiliki bangsa Indonesia sudah seharusnya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh rakyat Indonesia.

Saat ini dengan pembangunan yang sedang dilakukan PGN sebagai salah satu BUMN milik Negara rasanya UUD tersebut tak lagi seperti pribahasa “Jauh Panggang Dari Api.” Setidaknya saya sudah bahas bagaimana keuntungan pembangunan gas bumi PGN (Baca: Gas Bumi PGN Bangkitkan Perekonomian di Bumi Semarang) di mana gas bumi yang terkandung digunakan seluruhnya untuk kemaslahatan bersama dari berbagai lapisan masyarakat.

Hanya tinggal menunggu waktu saja pipa gas yang dimiliki bumi pertiwi ini sampai ke rumah kita. Jika melihat pembangunan yang sedang dilakukan dalam selama periode Januari-April saja sudah mencapai 7.100 KM. Tentunya pipa gas ini mampu memasok gas bumi sebanyak 17 juta kaki kubik per hari. Gas bumi PGN tersebut juga akan mengalir mulai ke rumah tangga, industri, usaha kecil menengah bahkan hingga ke pembangkit listrik.
Pada 2015, PGN menyalurkan  energi baik gas bumi mencapai 1.591 juta kaki kubik per hari. Dari penyaluran gas bumi PGN kepada pelanggan tersebut, menciptakan penghematan bagi nasional sebesar Rp88,03 triliun per tahun. PGN sendiri mulai 2016-2019 menargetkan penambahan pipa gas sekitar 1.680 km dan 110.000 sambungan gas bumi rumah tangga.
Lalu jika selama ini kita berfikir bangsa ini hanya bisa mengeskpor bahan mentah ke luar negeri karena bangsa sendiri tidak bisa memanfaatkan kekayaan alam sepertinya harus dihilangkan. Perlahan namun pasti jika bangsa Indonesia bisa berdikari di atas kekayaan alamnya sendiri. Pemanfaatan gas bumi contohnya, semoga saja PGN mampu memberikan yang terbaik bagi masyarakat yang sudah terlalu lama menunggu implementasi dari UUD 45.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi

Sumber :
http://economy.okezone.com/read/2016/06/25/320/1425052/kuartal-i-pgn-tambah-jaringan-gas-bumi-sepanjang-109-km

PIYE KABARE Semarang, PGN Apik tho?

Semarang  memiliki tanah industri seluas 250 Ha. Tanah tersebut dipakai untuk kavling industri seluas 175 Ha dan sisanya diperuntukkan untuk pembangunan Infrastruktur, Fasilitas Sosial dan fasilitas lingkungan. Kawasan tersebut bernama Kawasan industri Wijayakusuma yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Cilacap.

Kabar baik, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang berada di Semarang kembali memperluas infrastruktur jaringan gas bumi di daerah tersebut. Salah satunya, saat ini PGN sedang merampungkan proyek pipa gas di kawasan industri Wijaya Kusuma, Semarang, Jawa Tengah sepanjang 9 km.

Selesainya pembangunan di kawasan Wijaya Kusuma, akan menambah pengguna Energi Baik di Semarang terutama dari kalangan industri. Infrastruktur pipa gas bumi PGN lainnya di Semarang adalah fasilitas cluster Compressed Natural Gas (CNG) Tambak Aji. Infrastruktur ini merupakan hasil inovasi PGN yang tidak harus mengandalkan mulut sumur gas bumi untuk dapat memasok gas bumi ke pelanggan. Fasilitas Cluster CNG Tambak Aji sepanjang 9 km sudah beroperasi sejak 2015 dengan dilengkapi dengan Pressure Reducing Station berkapasitas 1.000 meter kubik gas bumi per jam.

Saat ini PGN Area Semarang sudah melayani 8 pelanggan industri di Kawasan Tambak Aji dan melayani 150 pelanggan Rumah Tangga dengan konsumsi gas sekitar 150 ribu meter kubik per bulan. Apakah angka tersebut akan bertambah? Jawabannya harus bertambah sebab PGN sebagai pemasok Energi Baik sangat dibutuhkan kalangan industri pengguna gas bumi, rumah tangga, usaha kecil sampai skala besar.

Sesuai komitmennya, PGN akan memperluas jaringan gas bumi di tanah air. Catatan terakhir mengatakan PGN telah menyalurkan gas bumi ke lebih dari 116.400 pelanggan rumah tangga. Selain itu, 1.879 usaha kecil, mal, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, serta 1.576 industri berskala besar dan pembangkit listrik.


Melihat catatan tersebut kalangan industri Semarang tidak perlu ragu untuk menerima energi baik PGN. Ya, sekaranglah saatnya kalangan industri, rumah tangga, usaha kecil dan besar Semarang yang sudah menanti datangnya energi baik berlangganan.   

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 

Menilik Batam, Nagoya, dan PGN: Pengaliran Energi Baik



Batam adalah nama sebuah kota di provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Kota Batam merupakan sebuah pulau yang sangat strategis, sebab terletak di jalur pelayaran internasional. Kota ini memiliki jarak yang dekat dengan Singapura dan Malaysia. Kota Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Kota Batam dibangun kurang lebih pada tahun 1970 dan  hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk. 

Penghuni Pulau Batam pertama kali adalah orang melayu dengan sebutan orang selat. Pulau Batam merupakan medan perjuangan Laksamana Hang Nadim dalam melawan penjajah, dan kemudian hari dijadikan nama sebuah lapangan terbang atau Bandara. Pemerintah Indonesia pada dekade 1960-an menjadikan Kota Batam sebagai kota berbasis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.

Tujuan awalnya yakni; menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau Badan Otorita Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam.

Berkaitan dengan itu salah satu perusahaan mapan milik Negara  PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang sudah berdiri di kawasan bisnis Batam sepanjang 18,3 kilometer (km) akan menyalurkan gas bumi ke wilayah Nagoya, Lubuk Baja, dan Jodoh di Batam. Infrastruktur pipa gas bumi ini akan memasok gas ke jasa komersil seperti hotel dan restoran di kawasan Nagoya. Selain itu, jarigan ini juga akan memasok Energi Baik ini ke beberapa industri di Batam.

PGN telah mengoperasikan pipa gas bumi sepanjang 123 km. Dengan adanya tambahan proyek pipa gas di Nagoya ini, total panjang pipa distribusi gas bumi di Batam menjadi 141,3 km. Dengan rincian pengaliran Energi Baik ke 750 rumah tangga, delapan pembangkit listrik, 29 industri besar, 37 usaha komersil dan UKM.

Selain itu PGN juga sedang menyelesaikan proyek jaringan pipa gas bumi lainnya di Batam, salah satunya penyambungan pipa gas bumi rumah tangga yang dibangun dengan biaya sendiri dan penugasan dari Kementerian ESDM. Proyek tersebut yakni dari Program PGN Sayang Ibu akan dipasang sambungan gas rumah tangga sebanyak 500 rumah dan 4.000 sambungan gas rumah tangga dari penugasan Kementerian ESDM ke PGN di Batam.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 

PGN Beri Tempat Kreativitas Anak Bandung?


Siapa sangka PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGN yang notabene adalah perusahaan Gas Bumi milik Negara berbasis industri, yang mungkin sebagian orang menilai akan menjajah lahan di Bandung ternyata memberikan efek yang baik bagi warga Bandung. Diawali dengan kerjasama antara PGN Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk memperluas pemanfaatan gas bumi untuk kendaraan bermotor di Bandung. Mereka akan mendorong angkutan kota, kendaraan dinas, sampai bus pelajar dan kendaraan lainnya bisa beralih dari BBM ke gas bumi yang ramah lingkungan serta efisien.

Bentuk dorongan PGN yakni menyiapkan infrastruktur Bahan Bakar Gas baik SPBG maupun MRU. Untuk tahap awal, PGN akan menyiapkan fasilitas mobile refueling unit (MRU) di Terminal Antapani, Bandung. MRU atau 'SPBG berjalan' merupakan solusi tercepat untuk pembangunan infrastruktur gas bumi untuk sektor transportasi. MRU adalah suatu fasilitas pengisian bahan bakar gas (BBG) berupa compressed Natural Gas (CNG), yang terintegrasi dalam satu unit infrastruktur gas bergerak (mobile). Hal tersebut memudahkan angkot mengisi BBG di terminal.

Bukan hanya itu, PGN pun akan membagikan secara gratis konverter kit ke 20 angkot di Bandung. Sehingga sopir angkot bisa langsung merasakan manfaat kendaraannya pakai BBG.

Harus kita ketahui, Indonesia memiliki cadangan Energi Baik gas bumi yang cukup banyak, bahkan 
sampai saat ini masih diekspor. Selain itu, keunggulan dari BBG berupa CNG, nilai oktannya (RON) mencapai 120, sementara bensin hanya RON 88-95, sedangkan LGV/LPG (Liquefied Gas for Vehicle) tingkat oktannya mencapai 98. Sedangkan harga BBG untuk 1 liter setera premium (LSP) masih Rp 4.500/lsp, sehingga selain ramah lingkungan, dan baik bagi kendaraan, juga memberikan penghematan bagi penggunanya.


PGN selalu menyebarkan Energi Baiknya, masih bekerjasama dengan Pemkot Bandung, kali ini dalam pemanfaatan aset PGN berupa Gedung PGN Braga di Jalan Braga Nomor 40, Kelurahan Braga, Bandung, Jawa Barat, dapat difungsikan sebagai creative space.

Gedung yang sudah masuk dalam cagar budaya tersebut, akan disulap oleh Pemkot Bandung, menjadi tempat nongrong anak-anak muda Bandung untuk mengasah kreativitas. Gedung ini akan digunakan sebagai ruang ekspresi, inovasi dan kegiatan komunitas kreatif , tempat pameran, tempat nongkrong, ada tempat usaha bagi individu kreatif dan mungkin akan menjadi Icon baru bagi anak muda di Bandung.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs 
Si-Nergi
Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2533180/pgn-perluas-penyaluran-bbg-di-bandung