Pada tahun 2009 lalu saya melihat sebuah film tentang
keadaan Bumi. Film tersebut berjudul Home
yaitu, sebuah film kategori dokumenter berdurasi kurang lebih 93 menit yang
diproduksi oleh Denis Carot and Luc Besson dan disutradarai oleh Yann
Arthus-Bertrand. Sebuah film dokumenter yang baik harus memuat fakta-fakta
ilmiah. Home berisi fenomena
perubahan lingkungan global yang terjadi seiring perkembangan peradaban manusia
dari masa lalu, sekarang maupun yang akan datang.
Home befokus pada
segala bentuk kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia, sebagai dampak dari
berbagai aktivitas manusia selaku spesies yang paling dominan mengubah dunia. Sebagai
bentuk upaya bertahan hidup, dan dalam pembangunan di berbagai segi kehidupan
manusia. Tema yang cukup baik untuk menyadarkan tentang korelasi antara semua
organisme dengan dunia, yang saling terkait dalam suatu hubungan yang kompleks,
namun sangat penting untuk menjaga keseimbangan satu sama lain.
Film ini menjelaskan hal yang terjadi pada awal penciptaan
dunia sebagai latar kehidupan. Kemudian bumi diciptakan dalam harmonisasi dari
semua materi abiotik yaitu, air, tanah, dan udara, dan atau biotik yaitu,
organisme bersel satu, tumbuhan tingkat rendah sampai konsumen tingkat tinggi. Ada
pula sorotan tentang kehidupan manusia di zaman berburu dan mengumpulkan makanan
sampai perkembangan peradaban manusia di era industri dewasa ini yang berdampak
pada hilangnya keseimbangan ekosistem.
Aktivitas manusia yang mengancam kelestarian lingkungan di
seluruh belahan dunia, entah itu di darat, laut dan udara, serta perkembangan
populasi manusia yang begitu pesatnya juga menjadi ulasan narasinya. Berangkat dari
revolusi pertanian, hingga akhirnya ditemukan minyak yang menjadikan peradaban
manusia berubah lebih cepat. Adanya industri, kota dan gedung-gedung pencakar
langit, ketidakseimbangan antara populasi manusia dan ketersediaan sumberdaya
alam. Sehingga terjadi kesenjangan., kelaparan,
kekurangan air bersih dan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah dampak krisis
energi yang turut mengancam sendi kehidupan.
Dalam kemajuan peradaban manusia, pembangunan semakin digalakkan
dalam segala segi kehidupan. Ini bisa kita lihat dalam tayangan film Home
dimana kota-kota besar dunia seperti Dubai, New York, Los Angeles, Shanghai
dibangun atas kehendak manusia dan seolah menjadi simbol kemegahan peradaban
manusia dari waktu ke waktu. Dengan tujuan mempermudah manusia terhadap akses
akan sumberdaya alam, pembangunan dan kemajuan teknologi menjadi cerminan dari
kejeniusan manusia sebagai homo sapiens dalam mengeksplorasi alam dan mengubah dunia, hingga akhirnya hak-hak lingkungan dan makhluk hidup lain pun terabaikan.
Dampak pemanasan global pun digambarkan secara jelas dalam
film ini. Bagaimana lapisan es di kutub mulai menipis, gleiser berkurang,
permukaan air laut naik setiap tahunnya, ini semua akan mengancam kehidupan di
dunia. Banjir, krisis air bersih, bencana kelaparan, gelombang pengungsi iklim
di tahun 2050 dan banyak kotakota dunia terancam tenggelam, adalah berbagai
kemungkinan yang akan terjadi beberapa tahun ke depan jika kita tidak melakukan
upaya-upaya untuk mengurangi efek dari pemanasan global.
Saat melihat film ini, bukan hanya suguhan visualisasi fenomena
dan fakta, bahkan kita akan mendapat jawaban ilmiah yang disertai data
statistik sebagai hasil penelitian atas dampak yang ditimbulkan dari kerusakan
dan terganggunya keseimbangan alam oleh aktivitas manusia. Dari semua hal dalam
Home seharusnya manusia mendapat
pencerahan atas kenyataan yang ada dalam film tersebut.
Melakukan perawatan lingkungan adalah salah satu bentuk
menjaga Home kita. Bahkan jika kita
memang sudah sejenius dalam film tersebut, kenapa kita tidak membuat energi alternatif?
Semisal pemanfaatan gas bumi yang jelas ramah lingkungan. Film ini seharusnya
dapat menyadarkan umat manusia untuk menjaga Home atau tempat tinggalnya yaitu Bumi.
Sumber:
http://sahbuddinpalabbi.blogspot.co.id/2013/09/ulasan-film-home.html
Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi
0 komentar:
Posting Komentar